Hari masih sangat pagi ketika aku mengajak Sava dan Gibe berangkat dari rumah menuju Taman Matahari, Cisarua, 23 desember lalu. Dan memang kami harus berangkat pagi jika tidak ingin terkena macet kendaraan arah puncak. Kali ini kakek yang duduk di posisi driver. Jam setengah 6, kami janjian di pintu tol ciawi dengan Darren dan Maurin, sepupu Sava-Gibe, plus nenek yang dari kemarin menginap.
Ini sebenarnya bukan destinasi wisata yang masuk jadwal liburan Sava-Gibe.Tetapi di keluarga besarku memang ada jadwal liburan bersama setiap akhir tahun. Sampai kemarin sorenya saja kami masih belum ada kesepakatan akan tempat tujuan. Baru menjelang magrib, kakeknya Sava-Gibe memutuskan untuk berangkat ke Taman Matahari saja. Karena aku pikir taman matahari ini dekat, tidak perlulah persiapan yang bagaimana-bagaimana. Apalagi Sava dan Gibe kalau sudah ketemu dengan Darren dan Maurin, bagai 4 sekawan yang #everybodyishore....Klop!
Perjalanan di pagi hari selalu menyenangkan, udaranya masih segar, dan yang pasti...tidak macet!. Jam 7 kami sudah sampai di pintu depan taman matahari. 4 sekawan sudah terlihat tak sabar ingin bermain bersama.
Harga tiket masuk taman matahari adalah 20 ribu/orang. Terakhir aku berwisata ke Taman matahati sekitar 4 tahun yang lalu, tidak ingat berapa tiket masuk waktu itu. Yang jelas, taman matahati sekarang sudah bagus di banding 4 tahun lalu. Sudah banyak arena permainan yang siap.
Lahan seluas 30 ha ini sudah menjadi tempat wisata anak-anak yang lengkap. Harga tiket sudah termasuk 4 arena permainan dan diskon 10% restaurant.
Enaknya kami masuk pagi-pagi adalah belum banyak pengunjung yang datang. Tidak penuh orang yang bikin pusing mata.
Sementara ayah dan kakek menurunkan barang bawaan ke lokasi saung, aku mengajak 4 sekawan berjalan. Untung, dalam perjalanan berangkat tadi anak-anak sempat sarapan dalam mobil, jadi sudah ada tenaga.
Arena pertama yang kami nikmati adalah Terapi Ikan. Masih sepi pengunjung, hanya ada 1 keluarga selain kami. Di Taman matahari setiap area permainan harga tiket masuknya 10.000/0rg. Setelah itu, 4 sekawan mencoba menara pandang matahari, berkuda, perahu santai, water ball, taman bermain, dan taman burung.
|
Menara Pandang Matahari. Dari atas sana kita bisa melihat seluruh arena taman matahari. |
|
Terapi ikan |
|
Gibe dan Darren mencoba wall climbing. Mereka penasaran, gagal-gagal terus :) |
|
Berempat ini kalau sudah ketemu susah dipisahin |
|
Narsis dulu sama binatang-binatang di Taman Naga. |
Walau belum puas berkeliling, 4 sekawan harus isi bensin dulu...makan siang! Jam setengah 12, kami balik menuju saung. Sewa saung ada yang 75rb/hari (sedang) dan 125rb/hari (besar). Kami pilih 2 saung yang sedang karena saung yang besar seperti panggung harus naik turun tangga, agak riskan untuk 4 sekawan ini. Selain itu, lebih dekat juga dengan kolam ikan yang ada di bawahnya, jadi anak-anak bisa sambil memberi makan ikan atau memancing.
|
"Sini main sama mbah aja kalau cape keliling..." |
Selesai makan siang, 4 sekawan yang belum puas bermain, mengajak berkeliling lagi. Incaran mereka selanjutnya adalah Sunshine Bay Waterpark. Harga tiket masuk Sunshine Bay Waterpark 50rb/org. Termasuk murah ya, dengan luas (katanya) 1 ha, kita bebas bermain dan berenang. Tetapi karena Gibe-Darren-Maurin belum berani mencoba semua area, mereka hanya nyemplung ke kolam yang cetek. Untung kak Sava mau mengalah, mengikuti asik-adiknya. Dan namanya juga anak-anak, kalau sudah kena air bisa berjam-jam selesainya.
Acara berenang kami sudahi jam setengah 4. Kami harus pulang jika tidak ingin kena macet kendaraan arah puncak-jakarta. Apalagi kalau sampai kena jam buka-tutup, bisa 2 jam berhentinya.
Sebenarnya masih banyak arena permainan lain yang belum 4 sekawan jajali. Tapi nanti lain waktu, aku janji pada kak Sava kami akan balik lagi kesini. Masih ada atv, flying fox, dan arung jeram...