Meminta maaf adalah sebuah ketrampilan sosial dan emosional yang perlu diajarkan sejak dini, karena sangat berperan dalam membentuk kepribadian yang positif.
Namun jangan serta merta kita mewajibkan anak minta maaf setiap dia melakukan kesalahan. Kita harus mencermati dahulu, apakah ia benar-benar melakukan kesalahan atau tidak. Hal ini penting dilakukan supaya jangan sampai anak terlalu mudah merasa bersalah terhadap setiap kesalahan yang diperbuatnya.
Bila kita membabi buta memvonisnya bersalah dan harus minta maaf, hal ini menjadi tidak sehat secara mental bagi anak. Dikhawatirkan anak akan merasa dirinya tidak baik sehingga berpengaruh terhadap perkembangan kemampuannya yang lain. Misalnya, karena takut melakukan kesalahan, anak tidak mau bersosialisasi, enggan berkreativitas dan lain-lain.
|
ilustrasi. dok.dwina |
Jadi biar anak tidak mudah merasa bersalah, kitapun perlu menjelaskan bahwa setiap orang bisa melakukan salah, baik itu anak-anak maupun orang dewasa. Dengan begitu dia akan memahami bahwa kesalahan bukanlah sesuatu yang amat buruk. Justru dari kesalahan, kita dapat belajar untuk tidak mengulanginya lagi.
Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengajarkan anak meminta maaf, antara lain :
- Berilah penjelasan terlebih dahulu mengapa anak harus meminta maaf sebelum mengarahkannya sehingga anak tidak bertanya-tanya mengapa ia harus meminta maaf, dengan demikian akan lebih mudah diarahkan. Penjelasan yang dimaksud dapat melalui dongeng atau cerita-cerita yang menggambarkan jika tokoh dalam cerita tersebut melakukan kesalahan maka ia harus meminta maaf. Dengan cara ini, umumnya anak akan lebih mudah untuk bisa mengerti.
- Berikanlah contoh keteladanan di hadapan anak. Anak akan melihat dan mempelajari bahwa bila seseorang melakukan kesalahan maka ia harus minta maaf. Jadi, orang tua juga hendaknya jangan sungkan untuk meminta maaf pada anak bila melakukan kesalahan.
Dengan mengajarkan anak meminta maaf saat melakukan kesalahan, maka ia akan belajar etika dan moral yang positif sehingga dalam pergaulan pun kepribadian anak akan lebih positif.Semoga. *Sumber : Newsletter KOMIMO, vol.10, April 2013; Foto : Dok. Dwina