Setiap orangtua pada dasarnya ingin memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Mereka akan berusaha keras dengan segala daya upaya untuk bisa memenuhi kebutuhan anak. Tetapi terkadang orangtua lupa, bahwa yang dibutuhkan anak tidak hanya perhatian dari segi materiil saja. Mereka juga membutuhkan sosok/figur yang baik yang akan membentuk kepribadian anak dikemudian hari.
Ungkapan "anak adalah seorang peniru ulung", memang benar seratus persen. Melihat tingkah laku anak saya yang kecil (5 tahun) kadang membuat saya tersenyum-senyum sendiri. Ia benar-benar meniru, mencontoh dan mengikuti apa yang terjadi di sekitarnya. Di sinilah peran saya sebagai orangtua di butuhkan, karena saya adalah karakter terdekat bagi anak saya. Bila ingin membangun karakter yang baik pada anak, jadilah karakter yang baik di depannya, bukan? Karena karakter setiap anak bisa berubah tergantung kondisi lingkungan yang mempengaruhinya.
Saya berusaha untuk selalu menjadi contoh teladan yang baik bagi mereka. Bagaimana caranya? Berikut hal-hal yang sedang saya terapkan dalam pengasuhan terhadap anak-anak saya:
Menjalin komunikasi yang baik.
Sebagai seorang ibu, saya selalu mengusahakan untuk selalu dapat menjaga komunikasi yang efektif dengan anak saya. Menciptakan komunikasi dua arah yang efektif. Saya harus mau dan bisa mendengarkan keinginan dan apa yang dirasakan anak. Dengan komunikasi dua arah, harapan saya anak terbiasa untuk selalu bercerita kepada saya setiap kejadian yang mereka alami.
Memberikan senyuman dan sapaan selamat pagi dengan lembut setiap hari di waktu pagi juga merupakan bentuk komunikasi yang baik. Saya yakin, jika saya melakukan itu maka suatu saat sayapun akan mendapatkan senyuman dan sapaan yang sama di hari yang lain di pagi hari.
Juga berusaha untuk selalu dapat menjaga sikap dan tutur kata dihadapan anak, walau dalam keadaan emosi dan marah. Tetapi bukan berarti saat anak saya melakukan kesalahan, saya tidak menegurnya ya. Orangtua boleh menegur anak ketika anak berbuat salah tetapi tidak dengan wajah cemberut atau mengeluarkan kata-kata kasar.
Contoh lain, saya juga membiasakan menyapa tetangga dan teman-teman ketika bertemu di jalan. Dengan ini, saya berharap anak saya bisa mengerti dan memahami arti pentingnya bersosialisasi dan memiliki teman.
Saya tidak membiasakan anak menonton acara TV yang tidak mendidik. Saya lebih memilih mematikan TV dan memberinya film sesuai usianya dengan menggunakan cd player. Kalaupun mereka menonton TV, saya akan mengajaknya "diskusi" setelah melihat acara TV tesebut, tentunya dengan bahasa mereka agar mereka dapat mengetahui apa yang mereka "peroleh" setelah menonton acara TV tersebut.
Menjaga pola makan dan olahraga teratur.
Saya ingat sekali, waktu saya bersekolah dasar sampai SMP, ibu saya selalu menyediakan saya sarapan sebelum saya berangkat. Bahkan, beliau rela menyuapi saya jika saya masih sibuk mempersiapkan diri karena bangun kesiangan. Dan sekarang, saya terbiasa untuk sarapan sebelum beraktivitas. Apabila kita pengin agar anak hidup sehat, maka mulailah dari diri kita sendiri dulu. Salah satunya ya itu, dengan membiasakan rutin sarapan sebelum melakukan aktivitas. Selain untuk mencukupi kebutuhan gizi, sarapan bisa melatih kedisplinan anak. Tentu saja dengan sarapan yang mengandung nutrisi yang baik. Anak akan terbiasa dengan pola hidup sehat yang sudah dibiasakan sejak kecil. Karena makanan bergizi merupakan salah satu faktor penting untuk tumbuh kembang anak, bersama dengan stimulasi tentunya.
Demikian beberapa hal yang bisa membantu agar kita dapat menjadi contoh teladan bagi anak. Karena role model atau contoh keteladanan juga merupakan bentuk kasih sayang dan perhatian terhadap perkembangan anak kita.
Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Penulisan Blog "Peran Ibu Untuk Si Pemimpin Kecil" .
#LombaBlogNUB